Jumat, 29 Juni 2012

And, its ECONOMY it's POLITICS


Ekonomi diartikan oleh sebagian orang awam sebagai segala urusan yang berhubungan dengan uang. Pemikiran tersebut memang tidak salah, secara global ekonomi memang mengurusi masalah keuangan. Namun pengertian ekonomi menurut saya adalah ekonomi merupakan suatu cabang ilmu sosial yang didalamnya terdapat penjelasan mengenai persebaran arus produksi, distribusi, dan konsumsi. Dari pengertian tersebut terdapat korelasi antara ekonomi dan ilmu yang mempelajarinya, karena tidak dipungkiri kehidupan manusia sehari-hari berkutat seputar 3 hal tersebut, produksi, distribusi, dan konsumsi. Sebagai ilmu sosial, ekonomi memilki persamaan dengan ilmu sosial lain yaitu melibatkan manusia dalam artian perilaku dan interaksi sesamanya. Namun dalam ekonomi terdapat persaingan antar individu hingga setiap individu harus melakukan spekulasi dalam praktek ilmu ekonomi.
Berdasar pengertian ilmu ekonomi menurut N. Gregory Mankind melalui bukunya Principles of Economic, ilmu ekonomi merupakan studi mengenai bagaimana masyarakat mengelola sumber-sumber yang terbatas1. Dan berdasar pengertian yang saya dapat selama ini mengenai ilmu ekonomi dapat disimpulkan bahwa ilmu ekonomi merupakan suatu cabang ilmu sosial yang mempelajari mengenai arus produksi, konsumsi, dan produksi serta cara masyarakat dalam pemenuhan kebutuhannya dimana sumber-sumber yang ada terbatas. Terdapat kata sumber-sumber yang terbatas atau biasa disebut dengan kata kelangkaan atau scarcity, maksudnya adalah suatu kondisi keterbatasan akan sumber-sumber produksi hingga konsumsi sehingga masyarakat harus struggle demi memenuhi kebutuhannya dan berimplikasi pada memutuskan pilihan yang dianggap tepat untuk mengatasi problem ekonomi tersebut. Memutuskan pilihan memang harus dilakukan oleh semua pelaku ekonomi dalam memenuhi kebutuhannya, maka dari itu muncul pula istilah opportunity cost berarti dalam menentukan suatu pilihan seseorang harus mengorbankan pilihan lain yang dapat dianggap sebagai sebuah dilema.
Dalam ilmu ekonomi terdapat 3 pertanyaan utama yang mendasari pembelajaran yaitu, apa barang dan jasa yang akan diproduksi? Pertanyaan yang berhubungan dengan kondisi masyarakat saat itu juga. Barang dan jasa yang diproduksi harus sesuai dengan keinginan konsumen, bisa juga dipengaruhi tren pasar. Barang produksi harus tepat mengenai sasaran pasar, karena tidak mungkin produsen akan memproduksi barang yang tidak diminati pasar dan akan menimbulkan kerugian padanya. Pertanyaan kedua ialah bagaimana barang dan jasa diproduksi? Penjelasan mengenai hal ini berhubungan dengan sarana produksi dan juga actor yang berperan sebagai produsen. Terdapat berbagai cara dalam produksi, namun tujuan akhirnya adalah memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat. Pertanyaan ketiga adalah untuk siapa barang dan jasa diproduksi? Pertanyaan ini merupakan suatu alasan produksi, produsen akan melihat untuk siapa barang dan jasa diproduksi. Terdapat bermacam konsumen dengan bermacam kebutuhan, sehingga produsenpun harus jeli melihat peluang kebutuhan konsumen. Hasil produksi akan didistribusikan dan nantinya diharapakan akan sampai pada orang-orang yang membutuhkannya .
Ruang lingkup dalam mempelajari ilmu ekonomi adalah household atau rumah tangga, secara eksplisit dapat digambarkan dalam suatu tugas rumah tangga dan pembagiannya. Siapa yang harus melakukan ini dan siapa yang harus melakukan itu. Siapa yang boleh mendapat ini dan siapa yang tidak boleh mendapat itu. Pembagian itu harus disesuaikan kemampuan dan hak. Lingkup kedua ialah bussiness atau orang bisnis. Dalam lingkup bisnis diwarnai dengan perang inovasi dan kreatifitas, actor yang dapat mempertahankan eksistensinya akan bertahan sedangkan yang pasif harus keluar dari pasar. Dari pengertian awal buah pemikiran orang awam yang saya tulis diatas, ekonomi merupakan “makanannya” orang bisnis disebut demikian karena orientasi orang bisnis adalah profit dalam hal ini uang. Hal ini disatu sisi benar namun ditilik dari sisi lain tidak semata-mata ekonomi untuk kepentingan bisnis. Lingkup ketiga adalah goverment atau pemerintah. Lingkup ini yang digambarkan paling berhubungan dengan politik karena di dalam kepentingan ekonomi negara terkadang ditumpangi kepentingan ekonomi para elit politik. Namun kita harus berpikir idealis bahwa yang dilakukan para elit politik-diartikan disini pemerintah- merupakn hal yang bertujuan kemakmuran bangsa. Faktor yang mendasari kegiatan ekonomi tersebut berhubungan satu dengan yang lain. Kurangnya satu faktor saja dapat mengganggu kegiatan produksi barang dan jasa yang mengakibatkan ketidakstabilan pasar. 
Dilihat dari penjelasan diatas memang dibutuhkan banyak ulasan mengenai ilmu ekonomi. Hal ini bertujuan agar gambaran mengenai ilmu ekonomi tidak semata-mata dilihat dari sisi negatif yaitu berkutat dengan uang. Penjelasan mengenai ilmu ekonomi berdasar pengertian yang selama ini telah saya dapat berlanjut pada cabang-cabang dalam ilmu ekonomi. Terdapat 2 cabang besar dalam ilmu ekonomi, ialah makro ekonomi dan mikro ekonomi. Dimulai dari mikro ekonomi,  kata kunci yang mengena dalam pemikiran saya mengenai mikro ekonomi ialah household dan public sector. Dalam ekonomi mikro menekankann pada pembangunan usaha-usaha kecil dan menengah umumnya meliputi industry rumahan. Pemerintah dalam hal ini berperan sebagai guard, tanpa intervensi secara menyeluruh. Berbeda dengan makro ekonomi yang menekankan pada performa ekonomi dan menempatkan pemerintah sebagai actor utama dalam system ini. Makro ekonomi mengacu pada economic growth dan economic stability. 2 hal itu merupakan kewenangan pemerintah. Masyarakat memang dibutuhkan peranannya, namun campur tangan pemerintah adalah kunci dari makro ekonomi karena peran pemerintah adalah decisionmaker.
Kebijakan-kebijakan ekonomi yang dibuat pemerintah dalam rangka kesejahteraan masyarakat tidak jarang diselimuti dengan muatan-muatan politis. Nation interest suatu bangsa dapat pula didasarkan pada human interest seorang petinggi. Bukan bermaksud untuk berpikiran negatif terhadap kerja para petinggi Negara, Namun hal itulah yang dapat kita lihat sehari-hari dalam pemberitaan di media. Dari jajak pendapat yang saya lakukan pada orang-orang diluar penstudi politik maupun ekonomi mereka berpendapat hubungan politik dan ekonomi adalah saat dimana partai- partai politik sibuk berkampanye dengan memberi uang pada orang-orang. Sisi politis yang dimaksud adalah saat partai- partai politik tersebut mempengaruhi massa agar mau menjadi pengikutnya dan sisi ekonominya adalah saat partai- partai politik itu membayar para partisipan dengan sejumlah uang. Contoh kasus tersebut memang benar dan nyata keberadaannya namun bukan hubungan itu yang hendak saya ulas dalam menjawab pertanyaan hubungan politik dan ekonomi.
            Kebijakan-kebijakan dalam makro ekonomi seperti kebijakan fiscal maupun moneter sangat mempengaruhi urusan politik suatu Negara. Kebijakan fiscal misalnya, dalam menetuan tarif pajak dan juga APBN Negara sangat dipengaruhi oleh peran politisi di suatu Negara. Hal ini dikarenakan besarnya pajak maupun APBN dapat mempengaruhi pembangunan infrastuktur Negara yang akhirnya akan mempengaruhi kerja para politisi Negara. Contoh mengenai kebijakan moneter ialah saat money supply menjadi komoditas utama perbincangan para petinggi Negara, terutama di Indonesia maraknya masalah mengenai money supply yang melibatkan politisi Negara dan dianggap telah menggangu jalannya sistem politik di Indonesia.
            Hubungan ekonomi dan politik juga dapat digambarkan melalui relevansi antara kata ekonomi-politik. Pengertian ekonomi-politik dilihat dari buku World Politic, political economy is a field of study that focuses on the intersection of politic and economics in international relations. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan terdapat hubungan antara ekonomi dan politik khususnya dalam hubungan di tingkat internasional. Dan kinerja pemerintah menjadi fokus dalam fenomena ini. Secara tidak langsung pandangan mengenai politik yang kotor dipengaruhi juga karena permasalahan ekonomi. Para politisi dianggap mudah menerima suap dan terdapat motif ekonomi tertentu dari pemutusan kebijakan-kebijakan yang dilakukan. Kasus korupsi lebih cepat perkembangannya dari pada perkembangan ekonomi dari suatu Negara. Maka tidak jarang kebijakan ekonomi yang dibuat tidak terealisasi karena kurangnya apresiasi masyarakat akan kinerja pemerintah. Ekonomi merupakan senjata utama dalam kampanye, contohnya dalam suatu kampanye pilkada calon kepala daerah berlomba-lomba untuk mengungkapkan wacana kedepannya mengenai prospek ekonomi daerah tersebut ditangannya. Hal ini jelas sangat mempengaruhi masyarakat. Walaupun kedepannya tidak tahu apakah wacana itu terealisasi.
            Dalam studi pengantar ilmu HI, telah saya pelajari berbagai pendekatan dalam melihat suatu permasalahan. Salah satunya adalah pendekatan ekonomi/ economical approach. Dari pengertian yang selama ini telah saya dapat, ekonomi sebagai pendekatan ialah saat dimana ekonomi dapat mempengaruhi keadaan politik disuatu Negara. Dunia saat ini diliputi dengan konflik kapitalisme dan sosialisme, dari hal itulah ekonomi dianggap mempunyai andil besar dalam kondisi politik internasional. Teori dependencia dapat digunakan dalam menjelaskan pendekatan ekonomi ini. Negara dengan ekonomi dan politik yang kuat dianggap lebih merdeka.
Sebagai penstudi politik terutama HI, dirasa sangat perlu mempelajari ilmu ekonomi. Walau tidak sedetail di fakultas ekonomi, namun pengertian mengenai ilmu ekonomi harus tertanam dalam pemikiran. Hal ini dikarenakan kondisi dunia yang menuntut masyarakat untuk lebih waspada terhadap perubahan-perubahan ekonomi yang terjadi saat ini, seperti resesi global. Ekonomi juga merupakan salah satu sarana hard power dalam penyelesaian suatu sengketa, namun terkadang sanksi yang ditimbulkan melalui ekonomi kurang mengikat. Interdependensi politik yang disebabkan ekonomi juga sempat melanda Indonesia. Di masa orde baru Indonesia mendapat bantuan hutang dari Amerika Serikat dan Negara barat lainnya, implikasi dari pemberian bantuan tersebut ialah ketergantungan politik Indonesia akan Negara pemberi bantuan.
            Sebagai contoh kasus ekonomi yang saat ini marak dibicarakan oleh media adalah kasus dana talangan/ bailout bank Century. Hal ini bermula dari kegagalan Century dalam melakukan kliring dan pada akhirnya kebangkrutan melanda Century. Bank Century dinyatakan sebagai bank gagal. Khawatir kegagalan bank tersebut akan melanda bank lain, maka pemerintah memutuskan untuk memberi dana talangan/bailout. Namun yang terjadi adalah sengketa mengenai pro-kontra mengenai kebijakan tersebut yang melibatkan para petinggi Negara-yang dimaksud adalah wapres budiono. Banyak pihak berpendapat terdapat muatan –muatan politis didalam pengusutan kasus tersebut. Masalah ini merembet hingga menguaknya masalah lain yaitu, kebijakan MK akan penangguhan presiden/wapres. Sehingga secara tidak langsung masalah perekonomian mempengaruhi segala kebijakan yang dibuat dalam pemerintahan dalam hal ini masalah politik. Dalam skala internasional permasalahan ekonomi yang mempengaruhi politik misalnya ialah Subprime Mortgage yang melanda AS pada tahun 2006-2009. Hal ini sangat jelas berimbas pada sistem potilik di dunia, juga merupakan salah satu faktor terbentuknya asosiasi G-20 yang merupakan perkumpulan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral dalam berdiskusi mengenai masalah ekonomi global saat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar